Sabtu, 17 Maret 2012
Sate Klathak
Penasaran banget ama yang namanya Sate Klathak karena sudah sering jadi bahan perbincangan dan akhirnya kesampean juga buat mencicipi keunikan kuliner jogja yang satu ini di bulan Februari 2012. Saya diajak ke salah satu penjaja sate klathak yang cukup banyak pelanggannya, yaitu Sate Klathak di Pasar Desa Wonokromo, Bantul. Menuju ke pasar tersebut, banyak penjaja sate klathak di sepanjang Jalan Imogiri Timur, tapi katanya yang top sih yang di dalam pasar ini.
Sebenernya apa sih perbedaan Sate Klathak dengan sate-sate lainnya? Walau sama menggunakan daging kambing, tapi pengolahan sate ini berbeda dibandingkan dengan sate-sate lainnya. Jika biasanya sate kambing dibumbui kecap sebelum dibakar, sate klathak ini malah minim bumbu, cukup garam saja bumbunya. Tusukannya pun tidak menggunakan tusuk kayu sebagaimana lazimnya tusuk sate, tapi menggunakan jeruji sepeda yang terbuat dari besi. Konon, karena berfungsi sebagai pengantar panas, tusuk besi inilah yang juga menciptakan sensasi matang yang mumpuni di dalam daging satenya. Sate klathak ini juga tidak menggunakan bumbu kacang atau bumbu kecap sebagai pendamping sajiannya, tapi menggunakan semacam kuah gule yang light, tidak terlalu kental. Rasanya? Dahsyat! Awalnya saya ragu bisa menikmati sate klathak ini, karena saya penggemar berat kecap dan rasa manis. Tapi begitu mencoba gigitan pertama, aroma daging kambing segar yang murni hanya ditimpali rasa asin dari garam ternyata dapat memberikan "kesederhanaan yang mewah" di indera pengecap saya. Botol kecap yang sudah saya siapkan, urung saya gunakan :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar