Sunan Kudus berhasil menampakkan warisan budaya dan tanda dakwah
islamiyahnya yang dikenal dengan pendekatan kultural yang begitu kuat.
Hal ini sangat nampak jelas pada Menara Kudus yang merupakan hasil
akulturasi budaya antara Hindu-China-Islam yang sering dikatakan
sebagai representasi menara multikultural. Aspek material dari Menara
Kudus yang membawa kepada pemaknaan tertentu melahirkan ideologi
pencitraan tehadap Sunan Kudus. Oleh Roland Barthes disebut dengan
mitos (myth), yang merupakan system komunikasi yang memuat pesan
(sebuah bentuk penandaan). Ia tak dibatasi oleh obyek pesannya, tetapi
cara penuturan pesannya. Mitos Sunan Kudus selain dapat ditemui pada
peninggalan benda cagar budayanya, juga bisa ditemukan di dalam
sejarah, gambar, legenda, tradisi, ekspresi seni maupun cerita rakyat
yang berkembang di kalangan masyarakat Kudus. Kini ia populer sebagai
seorang wali yang toleran, ahli ilmu, gagah berani, kharismatik, dan
seniman.
Satu fakta utama yang dapat masyarakat lihat pada mata uang kertas
Rp. 5.000,00 dengan gambar Menara Kudus. Ini merupakan suatu bentuk
apresiasi dari Gubernur Bank Indonesia yang dijabat oleh Arifin Siregar
pada masa itu. Berikut petikan sambutannya: “…Kami sewaktu bertugas
sebagai Gubernur Bank Indonesia mendapat kesempatan untuk mengeluarkan
uang kertas Lima Ribu Rupiah dengan gambar Menara Kudus. Hal ini kami
lakukan antara lain mengingat keindahan dan kenggunan Menara Kudus.
Disamping itu Menara Kudus merupakan salah satu peninggalan sejarah
Indonesia yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat
kita dan juga khalayak luar negeri.”
Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kota Kudus, yang kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus
dan masih bertahan hingga sekarang. Sekarang Masjid Agung Kudus berada
di alun-alun kota Kudus Jawa Tengah. Peninggalan lain dari Sunan Kudus
adalah permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan
kurban sapi dalam perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat
penganut agama Hindu dengan mengganti kurban sapi dengan memotong
kurban kerbau, pesan untuk memotong kurban kerbau ini masih banyak
ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.
Sabtu, 17 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar